BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
"Banyak
Anak Banyak Rejeki" adalah kepercayaan kuno orang zaman dulu karena
semakin banyak anak maka semakin tenaga banyak sumber daya manusia yang dapat
digunakan untuk membantu kegiatan ekonomi keluarga. Zaman modern sekarang ini
justru menganggap dua anak cukup guna membentuk keluarga berencana atau
keluarga berkualitas alias KB
Tingginya
angka kematian ibu di Indonesia akibat resiko tinggi untuk melahirkan menjadi
perhatian pemerintah. Sehingga diadakannya program keluarga berncana ( KB )
sebagai salah satu cara untuk mengurangi tingginya angka kematian ibu.
banyaknya anak-anak terlantar dan dengan jarak usia yang sangat dekat juga
menjadi perhatian pemerintah.
Alat
kontrasepsi yang saat ini sudah tersedia bermacam-macam. Selain adanya alat
kontrasepsi untuk wanita,juga tersedia alat kontrasepsi untuk pria. Hanya saja
yang menjadi masalah saat ini, kurangnya pengetahuan akan metode memilih
kontrasepsi,keuntungan,kerugian, serta efek samping dari pemakaian alat
kontrasepsi tersebut. Dan alat kontrasepsi yang sangat mudah di dapatkan
seperti di minimarket.
Tugas kita sebagai tenaga medis yaitu berusaha membantu masyarakat agar mereka mau menggunakan alat kontrasepsi untuk mewujudkan program pemerintah yaitu setiap keluarga memiliki anak 2 orang.
Tugas kita sebagai tenaga medis yaitu berusaha membantu masyarakat agar mereka mau menggunakan alat kontrasepsi untuk mewujudkan program pemerintah yaitu setiap keluarga memiliki anak 2 orang.
1.2 Ruang Lingkup
Masalah
Ruang
lingkup pembahasan yang akan dibahas yaitu mengenai metode kontrasepsi sederhana berupa Lingkup masalahan.
1.3
Tujuan dan Maksud Penulisan
1.
Mahasiswa
mampu mempelajari metode kontrasepsi sederhana
2.
Untuk
mengingatkan kita kembali untuk mengetahui lebih mendalam tentang metode
kontrasepsi sederhana
1.4
Metodelogi Penulisan
Metodologi yang digunakanYaitu,
Metode studi pustaka melalui referensi-referensi yang ada di perpustakaan
kampus maupun internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Metoda kontrasepsi sederhana adalah
suatu cara yang dapat dikerjakan sendiri oleh peserta keluarga berencana, tanpa
pemeriksaan medis terlebih dahulu.Hasil yang diperoleh dengan cara ini umumnya
kurang efektif dibandingkandengan cara-cara yang lain.
2.2 Macam macam
macam
macam alat kontrasepsi sederhana dibagi
2 yaitu:
1.
Tanpa
alat yang terdiri dari :
Metode kalender
Metode Mal (metode amenore laktasi)
Metode suhu basal
Metode lendir cervik
Metode symtotermal
Metode coitus interuptus
2.
Dengan
alat yang terdiri dari
Kondom
Diafragma
Spermisida
Cap cerviks
A.
Metode kalender
Metode kalender atau pantang berkala merupakan
metode keluarga
berencana
alamiah (KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus
(ahli kebidanan dari Vienna)
dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode kalender ini berdasarkan
pada siklus haid/menstruasi wanita.
Knaus berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat
14 hari sebelum menstruasi berikutnya.
Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak selalu
terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat
terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya.
Hasil penelitian kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA sistem kalender. Pantang berkala adalah
cara/metode kontrasepsi sederhana yang
dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.
Manfaat:
b.
Manfaat
konsepsi dapat digunakan oleh
para pasangan untuk mengharapkan bayi
dengan melakukan hubungan
seksual saat masa
subur/ovulasi untuk
meningkatkan kesempatan bisa hamil.
Ø
Keuntungan
Ø
Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
Ø
Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam
penerapannya.
Ø
Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
Ø
Kontrasepsi
dengan menggunakan metode
kalender dapat menghindari resiko kesehatan yang berhubungan
dengan kontrasepsi.
Ø
Tidak memerlukan biaya.
Ø
Keterbatasan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
Ø Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
Ø Keefektifitas
akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan
benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan
suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu,
diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu,
metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain.
Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif
tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka
kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per
100 wanita per tahun.
Ø Penerapan
Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian
hitung periode masa
subur dengan melihat data yang telah
dicatat.
Bila haid teratur (28 hari)
Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.
Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.
Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi.
Seorang wanita/istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi.
Bila haid tidak teratur
Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
Rumus :
Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek – 18
Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11
Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 2 : 30 – 11 = 19
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini, suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama harus menggunakan kontrasepsi.
Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 2 : 30 – 11 = 19
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini, suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama harus menggunakan kontrasepsi.
B.
Metode Amenore Laktasi (MAL)
Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational
Amenorrhea Method (LAM) adalah metode kontrasepsi sementara yang
mengandalkan pemberian Air Susu
Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya.
Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational
Amenorrhea Method (LAM) dapat dikatakan sebagai metode keluarga berencana alamiah (KBA)
atau natural family planning, apabila tidak dikombinasikan dengan
metode kontrasepsi lain.
Meskipun
penelitian telah membuktikan bahwa menyusui dapat menekan
kesuburan, namun banyak wanita
yang hamil lagi ketika menyusui. Oleh karena itu,
selain menggunakan Metode Amenorea
Laktasi juga harus
menggunakan metode kontrasepsi
lain seperti metode barier
(diafragma, kondom, spermisida), kontrasepsi hormonal
(suntik, pil menyusui, AKBK) maupun IUD.
- Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif bila diberikan minimal 8 kali sehari.
- Belum mendapat haid.
- Umur bayi kurang dari 6 bulan.
Ø Cara kerja
Cara kerja dari Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah
menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat laktasi/menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering
menyusui, maka kadar prolaktin meningkat dan hormon gonadotrophin melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat akan mengurangi kadar
estrogen, sehingga tidak
terjadi ovulasi.
Ø Efektifitas
Efektifitas MAL sangat tinggi
sekitar 98 persen apabila digunakan secara benar dan memenuhi persyaratan
sebagai berikut: digunakan selama enam bulan pertama setelah melahirkan, belum mendapat
haid pasca melahirkan dan menyusui secara
eksklusif (tanpa memberikan makanan atau minuman
tambahan). Efektifitas dari metode ini juga sangat tergantung pada frekuensi
dan intensitas menyusui.
Ø Manfaat
Manfaat
metode ini bisa untuk kontrasepsi dan konsepsi
- Efektifitas tinggi (98 persen) apabila digunakan selama enam bulan pertama setelah melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui eksklusif.
- Dapat segera dimulai setelah melahirkan.
- Tidak memerlukan prosedur khusus, alat maupun obat.
- Tidak memerlukan pengawasan medis.
- Tidak mengganggu senggama.
- Mudah digunakan.
- Tidak perlu biaya.
- Tidak menimbulkan efek samping sistemik.
- Tidak bertentangan dengan budaya maupun agama.
- Mendapatkan kekebalan pasif.
- Peningkatan gizi.
- Mengurangi resiko penyakit menular.
- Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula atau alat minum yang dipakai.
Untuk ibu
- Mengurangi perdarahan post partum/setelah melahirkan.
- Membantu proses involusi uteri (uterus kembali normal).
- Mengurangi resiko anemia.
- Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi.
Ø Keterbatasan
- Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan.
- Metode ini hanya efektif digunakan selama 6 bulan setelah melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui secara eksklusif.
- Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk Hepatitis B ataupun HIV/AIDS.
- Tidak menjadi pilihan bagi wanita yang tidak menyusui.
- Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.
Ø Yang dapat
menggunakan MAL
Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat digunakan oleh wanita yang ingin menghindari kehamilan dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Wanita yang menyusui secara eksklusif.
- Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6 bulan.
- Wanita yang belum mendapatkan haid pasca melahirkan.
Wanita yang menggunakan Metode Amenorea Laktasi (MAL), harus menyusui dan memperhatikan hal-hal di bawah ini:
- Dilakukan segera setelah melahirkan.
- Frekuensi menyusui sering dan tanpa jadwal.
- Pemberian ASI tanpa botol atau dot.
- Tidak mengkonsumsi suplemen.
- Pemberian ASI tetap dilakukan baik ketika ibu dan atau bayi sedang sakit.
Ø Yang tidak
dapat menggunakan MAL
- Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapat haid.
- Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif.
- Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam.
- Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan.
- Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati.
- Wanita yang menggunakan obat-obatan jenis ergotamine, anti metabolisme, cyclosporine, bromocriptine, obat radioaktif, lithium atau anti koagulan.
- Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan.
- Bayi yang mempunyai gangguan metabolisme.
Ø Langkah
langkah penentuan MAL
Di
bawah ini merupakan langkah-langkah menentukan
dalam menggunakan kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL).
C.
Suhu Basal
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah
yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal
dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.
Tujuan
pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur
dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan
secara oral, per vagina, atau
melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat
Celcius. Pada waktu ovulasi,
suhu akan turun terlebih dahulu
dan naik, kemudian tidak akan kembali
pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan
suhu tubuh ini akan terjadi
sekitar 3-4 hari, kemudian akan
turun kembali sekitar 2 derajat
dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi
karena produksi progesteron
menurun.
Apabila grafik
(hasil catatan suhu tubuh)
tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi
kenaikan suhu tubuh. Hal ini
terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang
memproduksi progesteron.
Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung
setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan.
Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus
memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.
o
Manfaat
Bagi
konsepsi :
Bagi Kontrasepsi :
o
Efektifitas
Metode suhu basal ini akan
efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten. Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat selama
beberapa bulan berturut-turut dan dianggap akurat bila terdeteksi pada saat ovulasi. Tingkat
keefektian metode suhu
tubuh basal
sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun. Secara teoritis angka
kegagalannya adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun. Metode suhu
basal tubuh
akan jauh lebih efektif apabila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain seperti kondom, spermisida ataupun metode kalender atau pantang berkala (calender
method or periodic abstinence).
o
Factor yang mempengaruhi suhu basal
- Penyakit.
- Gangguan tidur.
- Merokok dan atau minum alkohol.
- Penggunaan obat-obatan ataupun narkoba.
- Stres.
- Penggunaan selimut elektrik.
o
Keuntungan
Keuntungan dari
penggunaan metode
suhu basal tubuh antara lain:
- Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami istri tentang masa subur/ovulasi.
- Membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur mendeteksi masa subur/ovulasi.
- Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan kesempatan untuk hamil.
- Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain pada saat mengalami masa subur/ovulasi seperti perubahan lendir serviks.
- Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah wanita itu sendiri.
o
Keterbatasan
Sebagai metode
KBA, suhu basal tubuh
memiliki keterbatasan sebagai berikut:
- Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri.
- Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis.
- Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, merokok, alkohol, stres, penggunaan narkoba maupun selimut elektrik.
- Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama.
- Tidak mendeteksi awal masa subur.
- Membutuhkan masa pantang yang lama.
o
Petunjuk bagi
pengguna metode suhu basal
Aturan perubahan suhu/temperatur
adalah sebagai berikut:
- Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari tempat tidur).
- Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.
- Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal dan rendah” dalam pola tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya.
- Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
- Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius di atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung (cover line) atau garis suhu.
- Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari ketiga berturut-turut suhu tubuh berada di atas garis pelindung/suhu basal.
- Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode masa tak subur).
- Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh labih panjang dari metode ovulasi billings.
- Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati.
D.
Metode Lender
Serviks
Metode mukosa
cerviks atau ovulasi
billings ini dikembangkan oleh Drs. John, Evelyn Billings dan Fr
Maurice Catarinich di Melbourne, Australia dan kemudian menyebar ke seluruh
dunia. Metode ini tidak menggunakan obat atau alat, sehingga dapat diterima
oleh pasangan taat agama dan budaya yang berpantang dengan kontrasepsi modern.
Metode mukosa serviks
atau metode ovulasi merupakan
metode keluarga berencana
alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi
dengan mengamati lendir
serviks dan perubahan
rasa pada vulva menjelang
hari-hari ovulasi.
o
Esensi Metode Mukosa Serviks
Lendir/mukosa seviks adalah lendir yang dihasilkan oleh aktivitas biosintesis sel sekretori serviks dan mengandung tiga komponen penting yaitu:
Lendir/mukosa serviks ini tidak hanya
dihasilkan oleh sel leher
rahim tetapi juga oleh sel-sel vagina.
Dalam vagina, terdapat sel
intermediet yang mampu berperan terhadap adanya lendir pada masa subur/ovulasi.
vulasi adalah pelepasan sel telur/ovum yang matang dari ovarium/indung telur. Pada saat
menjelang ovulasi, lendir leher rahim akan mengalir
dari vagina bila wanita sedang berdiri atau berjalan. Ovulasi hanya terjadi pada satu
hari di setiap siklus dan sel
telur akan hidup 12-24 jam, kecuali dibuahi sel sperma. Oleh karena itu, lendir pada masa subur berperan
menjaga kelangsungan hidup sperma
selama 3-5 hari.
Pengamatan lendir serviks dapat
dilakukan dengan:
Pada malam
harinya, hasil pengamatan ini harus dicatat. Catatan ini akan menunjukkan pola
kesuburan dan pola ketidaksuburan.
Pola Subur adalah pola yang
terus berubah, sedangkan Pola Dasar Tidak
Subur adalah pola yang sama sekali tidak berubah. Kedua pola ini mengikuti hormon yang mengontrol
kelangsungan hidup sperma dan konsepsi/pembuahan. Dengan demikian
akan memberikan informasi
yang bisa diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan.
o
Manfaat
Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan berpantang senggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga bermanfaat bagi wanita yang menginginkan kehamilan.
o
Efektifitas
Keberhasilan metode ovulasi billings ini tergantung pada instruksi yang tepat, pemahaman yang benar, keakuratan dalam pengamatan dan pencatatan lendir serviks, serta motivasi dan kerjasama dari pasangan dalam mengaplikasikannya. Angka kegagalan dari metode mukosa serviks sekitar 3-4 perempuan per 100 perempuan per tahun. Teori lain juga mengatakan, apabila petunjuk metode mukosa serviks atau ovulasi billings ini digunakan dengan benar maka keberhasilan dalam mencegah kehamilan 99 persen.
Keberhasilan metode ovulasi billings ini tergantung pada instruksi yang tepat, pemahaman yang benar, keakuratan dalam pengamatan dan pencatatan lendir serviks, serta motivasi dan kerjasama dari pasangan dalam mengaplikasikannya. Angka kegagalan dari metode mukosa serviks sekitar 3-4 perempuan per 100 perempuan per tahun. Teori lain juga mengatakan, apabila petunjuk metode mukosa serviks atau ovulasi billings ini digunakan dengan benar maka keberhasilan dalam mencegah kehamilan 99 persen.
- Mudah digunakan.
- Tidak memerlukan biaya.
- Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain yang mengamati tanda-tanda kesuburan.
o
Keterbatasan
Sebagai metode keluarga berencana alami, metode mukosa serviks ini memiliki keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain:
Sebagai metode keluarga berencana alami, metode mukosa serviks ini memiliki keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain:
- Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).
- Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.
- Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda kesuburan.
- Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.
- Menyusui.
- Operasi serviks dengan cryotherapy atau electrocautery.
- Penggunaan produk kesehatan wanita yang dimasukkan dalam alat reproduksi.
- Perimenopause.
- Penggunaan kontrasepsi hormonal termasuk kontrasepsi darurat.
- Spermisida.
- Infeksi penyakit menular seksual.
- Terkena vaginitis.
- Cara mengenali masa subur dengan memantau lendir serviks yang keluar dari vagina. Pengamatan dilakukan sepanjang hari dan dicatat pada malam harinya.
- Periksa lendir dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering-basah. Tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam vagina.
- Pengguna metode ovulasi harus mengenali pola kesuburan dan pola dasar ketidaksuburan.
- Pasangan dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual paling tidak selama satu siklus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jenis lendir normal atau pola kesuburan maupun pola dasar tidak subur.
- Selama hari-hari kering (tidak ada lendir) setelah menstruasi, senggama tergolong aman pada dua hari setelah menstruasi.
- Lendir basah, jernih, licin dan elastis menunjukkan masa subur (pantang bersenggama). Lendir kental, keruh, kekuningan dan lengket menunjukkan masa tidak subur.
- Berikan tanda (x) pada hari terakhir adanya lendir bening, licin dan elastis. Ini merupakan hari puncak dalam periode subur (fase paling subur).
- Pantang senggama dilanjutkan hingga tiga hari setelah puncak subur. Hal ini untuk menghindari terjadinya pembuahan.
- Periode tak subur dimulai pada hari kering lendir, empat hari setelah puncak hari subur sehingga senggama dapat dilakukan hingga datang haid berikutnya
E.
Metode Symtotermal
Metode
simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode simptothermal mengkombinasikan metode
suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi ada teori lain yang menyatakan bahwa metode ini
mengamati tiga indikator kesuburan yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan mukosa/lendir serviks dan perhitungan masa subur melalui metode kalender.
Metode simptothermal akan lebih akurat memprediksikan hari aman pada wanita daripada menggunakan salah satu metode saja. Ketika
menggunakan metode ini bersama-sama, maka tanda-tanda dari satu dengan yang
lainnya akan saling melengkapi.
o
Manfaat
Metode simptothermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau menghindari kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur (pantang saat masa subur).
Metode simptothermal digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan kehamilan dengan melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur.
o
Efektifitas
Angka
kegagalan dari penggunaan metode simptothermal adalah 10-20 wanita akan hamil dari 100 pasangan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan
kesalahan dalam belajar, saran atau tidak ada kerjasama pasangan. Namun, studi
lain juga menyatakan angka kegagalan dari metode simptothermal mempunyai angka kegagalan hanya 3 persen apabila di bawah pengawasan yang ketat.
o
Hal hal yang dapat mempengaruhi metode symtotermal menjadi
efektif
Metode simptothermal akan menjadi efektif apabila:
- Pencatatan dilakukan secara konsisten dan akurat.
- Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat mengubah siklus menstruasi dan pola kesuburan.
- Penggunaan metode barier dianjurkan untuk mencegah kehamilan.
Kerja sama
dengan pasangan adalah perlu, karena ia harus bersedia untuk membantu untuk
menghindari kehamilan baik dengan tidak melakukan hubungan seksual atau menggunakan beberapa metode penghalang selama
hari-hari paling subur.
o
Hal hal yang mempengaruhi metode symtotermal menjadi tidak
efektif
Metode simptothermal dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
- Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada malam hari.
- Wanita yang mempunyai penyakit.
- Pasca perjalanan.
- Konsumsi alkohol.
- Wanita yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu.
- Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk menggunakan metode simptothermal.
- Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya karena sifat wanita itu sendiri atau alasan lain.
- Wanita yang ragu apakah dia mampu tidak melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi barier minimal 10 hari setiap bulan atau menerapkan metode kontrasepsi lain di hari tidak amannya.
- Wanita yang mempunyai resiko kesehatan/medis tertentu yang membahayakan jika dia hamil.
- Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi suhu basal tubuh, keteraturan menstruasi maupun produksi lendir serviks.
- Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang dibutuhkan.
- Aman.
- Ekonomis.
- Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.
- Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.
- Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode simptothermal dengan benar.
- Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol.
- Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir serviks.
- Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri.
- Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.
Pengguna/klien metode simptothermal harus mendapat instruksi atau petunjuk tentang metode lendir serviks, metode
suhu basal tubuh maupun metode kalender. Hal ini bertujuan agar pengguna dapat menentukan masa subur dengan mengamati perubahan suhu basal tubuh maupun lendir serviks.
- Klien dapat melakukan hubungan seksual hingga dua hari berikutnya setelah haid berhenti (periode tidak subur sebelum ovulasi).
- Ovulasi terjadi setelah periode tidak subur awal yang ditandai dengan mulai keluarnya lendir dan rasa basah pada vagina sama dengan metode lendir serviks. Lakukan pantang senggama karena ini menandakan periode subur sedang berlangsung.
- Pantang senggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3 hari berurutan dan hari puncak lendir subur.
- Apabila dua gejala ini tidak menentukan periode tidak subur awal, periode subur, periode tak subur akhir maka ikuti perhitungan periode subur yang terpanjang dimana masa pantang senggama harus dilakukan.
5.
Contoh
Pengamatan dan Pencatatan Grafik Simptothermal
Di bawah ini merupakan contoh pengamatan dan pencatatan pada
grafik simptothermal.
Interpretasi
Grafik
Buat
pengamatan Anda dalam urutan yang sama:
- Tanyakan (nama, umur, grafik ke …, jumlah hari siklus terpanjang dan terpendek).
- Apakah grafik suhu bifase terakhir?
- Apakah grafik ini dari seorang wanita dalam keadaan khusus?
- Menafsirkan grafik suhu (panjang siklus, pergantian hari, penerapan aturan “Three over Six”, mengenali hari pertama masa tidak subur setelah ovulasi).
- Menafsirkan pola lendir serviks (mengenali perubahan lendir serviks pertama kali, menafsirkan pola lendir serviks berdasarkan petunjuk, mengenali lendir pada hari puncak subur, mengenali masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi, periksa lendir dengan suhu).
- Menafsirkan perubahan pada serviks (pilihan), antara lain: perubahan serviks rendah, kaku, tertutup, serviks saat tidak subur dan perubahan serviks tinggi, lunak, terbuka, serviks saat subur.
- Menerapkan perhitungan siklus sedikitnya 6 kali siklus (siklus terpendek dikurangi 20 untuk mengenali hari subur terakhir).
- Amati perubahan yang terjadi.
- Periksa bila terjadi hal yang mempengaruhi grafik seperti: gangguan, faktor stres, penyakit ataupun obat.
- Terapkan petunjuk metode simptothermal ini dengan tepat (untuk merencanakan kehamilan atau mencegah kehamilan).
F.
Metode Coitus Interuptus
Pengertian
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi.
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi.
CaraKerja
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi kemungkinan air mani mencapai rahim.
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi kemungkinan air mani mencapai rahim.
Efektifitas
Metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan benar dan konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Pasangan yang mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan kepercayaan dapat menggunakan metode ini menjadi lebih efektif.
Manfaat kontrasepsiMetode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan benar dan konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Pasangan yang mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan kepercayaan dapat menggunakan metode ini menjadi lebih efektif.
- Alamiah.
- Efektif bila dilakukan dengan benar.
- Tidak mengganggu produksi ASI.
- Tidak ada efek samping.
- Tidak membutuhkan biaya.
- Tidak memerlukan persiapan khusus.
- Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
- Dapat digunakan setiap waktu.
- Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
- Menanamkan sifat saling pengertian.
- Tanggung jawab bersama dalam ber-KB.
Keterbatasan
Metode coitus interuptus ini mempunyai keterbatasan, antara lain:
Metode coitus interuptus ini mempunyai keterbatasan, antara lain:
- Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan tumpahan sperma selama senggama.
- Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (orgasme).
- Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat dan setelah interupsi coitus.
- Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
- Kurang efektif untuk mencegah kehamilan.
PenilaianKlien
Klien
atau akseptor yang
menggunakan metode kontrasepsi
coitus interuptus tidak
memerlukan anamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi
diberikan penjelasan atau KIE baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang perlu
dipertimbangkan bagi pengguna kontrasepsi
ini adalah:
Sesuai untuk
|
Tidak sesuai untuk
|
Suami
yang tidak mempunyai masalah dengan interupsi pra orgasmik.
|
|
Suami
yang tidak dapat mengontrol interupsi pra orgasmik.
|
|
Pasangan
yang tidak dapat bekerjasama.
|
|
Pasangan
yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode lain.
|
Pasangan
yang tidak komunikatif.
|
Pasangan
yang membutuhkan metode pendukung.
|
|
Cara Coitus Interuptus
- Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling membangun kerjasama dan pengertian terlebih dahulu. Keduanya harus mendiskusikan dan sepakat untuk menggunakan metode senggama terputus.
- Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
- Apabila merasa akan ejakulasi, suami segera mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
- Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.
- Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.
- Senggama dianjurkan tidak dilakukan pada masa subur.
G.
Kondom Pria
Kondom adalah sarung yang terbuat
dari karet yang biasa disebut lateks, vinil atau plastik atau bahan alami dari
produksi hewani yang dipakai pada penis pria saat berhubungan seksual..
Efektifitas pemakaian kondom akan tinggi, apabila pengguna kondom dapat menggunakan kondom dengan baik dan benar setiap
kali akan berhubungan seksual.
Angka kegagalan kontrasepsi
kondom sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100
perempuan per tahun. Kondom
merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya
lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan. Selain
sebagai pencegah kehamilan,
juga mencegah penyakit
menular seksual.
Jenis KondomAda beberapa jenis kondom, diantaranya:
Cara Kerja Kondom
Alat kontrasepsi kondom mempunyai cara kerja sebagai berikut:
- Mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi wanita.
- Sebagai alat kontrasepsi.
- Sebagai pelindung terhadap infeksi atau tranmisi mikro organisme penyebab PMS.
Ø
Mencegah Penularan PMS
Ø
Mencegah ejakulasi dini
Ø
Membantu mencegah terjadinya kanker leher rahim
(kanker serviks)
karena dapat mengurangi terjadinya iritasi akibat masuknya bahan
pemicu/penyebab kanker dari luar (karsinogenik eksogen) pada serviks
wanita.
karena dapat mengurangi terjadinya iritasi akibat masuknya bahan
pemicu/penyebab kanker dari luar (karsinogenik eksogen) pada serviks
wanita.
Ø
Saling berinteraksi sesama pasangan
Ø
Mencegah imuno infertilitas
Ø
Tidak mengganggu kesehatan pemakai kondom
Ø
Tidak mempunyai pengaruh sistemik dalam tubuh
Ø
Murah dan dapat dibeli secara umum
Ø
Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan
kesehatan khusus
Ø
Metode kontrasepsi sementara bila metode
kontrasepsi lainnya harus ditunda.
Kerugian penggunaan kondom pria :
Ø
Efektifitas tidak terlalu tinggi
Ø
Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan
kontrasepsi
Ø
Agak mengganggu hubungan seksual karena
mengurangi sentuhan langsung.
Ø
Pada
beberapa pria dapat menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi
Ø
Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan
seksual
Ø
Beberapa pria malu untuk membeli kondom di
tempat umum
Ø
Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan
masalah dalam hal limbah.
Efektifitas pemakaian kondom akan tinggi, apabila pengguna kondom dapat menggunakan kondom dengan baik dan benar setiap
kali akan berhubungan seksual.
Angka kegagalan kontrasepsi
kondom sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100
perempuan per tahun. Kondom merupakan
selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks
(karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan. Selain
sebagai pencegah kehamilan,
juga mencegah penyakit
menular seksual.
- Tahap 1
- Tahap 2
Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi,
dan arah robekan ke arah tengah. Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat
membuka kemasan.
- Tahap 3
Tekan ujung kondom dengan jari dan jempol untuk
menghindari udara masuk ke dalam kondom.
Pastikan gulungan kondom berada di
sisi luar.
- Tahap 4
Buka gulungan kondom secara perlahan ke arah pangkal penis, sambil menekan ujung kondom. Pastikan posisi kondom tidak berubah selama coitus, jika kondom menggulung, tarik kembali gulungan ke pangkal penis.
- Tahap 5
Setelah ejakulasi, lepas kondom saat penis masih ereksi. Hindari kontak penis dan kondom dari pasangan Anda.
- Tahap 6
H.
Kondom
wanita
Kondom wanita adalah kondom yang
dirancang khusus untuk digunakan oleh perempuan, berbentuk silinder yang
dimasukkan ke dalam alat kelamin
atau kemaluan wanita. Kondom wanita berfungsi untuk mencegah kehamilan dan
mengurangi resiko penyakit
menular seksual. Kondom wanita memiliki dua ujung di mana
ujung yang satu yang dimasukkan ke arah rahim tertutup dengan busa untuk
menyerap sperma dan ujung yang
lain ke arah luar terbuka.
Cara kerja kondom wanita sama dengan cara kondom lelaki, yaitu mencegah sperma masuk ke dalam alat reproduksi wanita. Manfaat, keterbatasan
maupun efek samping yang ditimbulkan kondom wanita, hampir sama dengan kondom lelaki. Tingkat efektifitas kondom wanita akan tinggi, apabila cara
menggunakannya benar.
Adapun cara pemakaian kondom wanita sebagai berikut:
1.
Buka
kemasan kondom secara
hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke arah tengah. Jangan menggunakan gigi,
benda tajam saat membuka kemasan.
2.
Sebelum
hubungan seksual, perhatikan kondom wanita. Kondom wanita punya ring yang lebar (outer ring) untuk bagian
luar dan ring yang kecil (inner ring) untuk bagian
dalam.
3.
Pegang
inner ring kondom, lalu tekan dengan ibu jari pada sisi
ring, dan dengan jari lain pada sisi yang berseberangan, kemudian tekan
sehingga sisi ring yang berseberangan akan bersentuhan dan bentuk inner ring menjadi
lonjong.
4.
Atur
posisi yang nyaman. Posisi dapat dilakukan secara berdiri satu kaki di
atas kursi, jongkok maupun berbaring.
.
5.
Masukkan
inner ring ke dalam vagina dengan hati-hati. Sewaktu kondom masuk ke dalam vagina, gunakan jari telujuk untuk
menekan inner ring lebih jauh ke dalam vagina. Pastikan kondom jangan sampai berputar, dan outer ring (ring yang besar) tetap berada di luar.
6.
Berikan
sedikit minyak pelicin pada penis atau bagian
dalam kondom. Bantu penis masuk ke dalam kondom.
7.
Pasca
coitus, keluarkan kondom secara hati-hati dengan memutar bagian outer ring untuk menjaga air mani yang tertampung
di dalam kondom tidak tumpah.
Keluarkan kondom secara
hati-hati. Buang kondom bekas pakai ke
tempat yang aman (tempat
sampah). Jangan buang di toilet.
I.
Diafragma
Diafragma adalah kap
berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutupi serviks.
Jenis diafragma antara lain:
- Flat spring (flat metal band).
- Coil spring (coiled wire).
- Arching spring (kombinasi metal spring).
Jenis ini cocok untuk vagina normal dan disarankan untuk pemakaian pertama kali. Memiliki pegas jam yang kuat dan mudah dipasang.
Coil spring (Diafragma pegas kumparan)
Jenis ini cocok untuk wanita yang vaginanya kencang dan peka terhadap tekanan. Jenis ini memiliki pegas kumparan spiral dan jauh lebih lunak dari pegas datar.
Arching spring
Jenis ini bermanfaat pada dinding vagina yang tampak kendur atau panjang dan posisi serviks menyebabkan pemasangan sulit. Tipe ini merupakan kombinasi dari flat spring dan coil spring, dan menimbulkan tekanan kuat pada dinding vagina.
Cara Kerja
Alat kontrasepsi metode barier yang berupa diafragma ini mempunyai cara kerja sebagai berikut:
- Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan saluran telur (tuba falopi).
- Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.
- Efektif bila digunakan dengan benar.
- Tidak mengganggu produksi ASI.
- Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah dipersiapkan sebelumnya.
- Tidak mengganggu kesehatan klien.
- Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
- Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.
- Dapat menampung darah menstruasi, bila digunakan saat haid.
Keterbatasan
Meskipun alat kontrasepsi diafragma ini mempunyai manfaat secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi, tetapi alat ini juga mempunyai keterbatasan. Adapun keterbatasan diafragma, antara lain:
Meskipun alat kontrasepsi diafragma ini mempunyai manfaat secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi, tetapi alat ini juga mempunyai keterbatasan. Adapun keterbatasan diafragma, antara lain:
- Efektifitas tidak terlalu tinggi (angka kegagalan 6-16 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama, bila digunakan dengan spermisida).
- Keberhasilan kontrasepsi ini tergantung pada cara penggunaan yang benar.
- Memerlukan motivasi dari pengguna agar selalu berkesinambungan dalam penggunaan alat kontrasepsi ini.
- Pemeriksaan pelvik diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan.
- Dapat menyebabkan infeksi saluran uretra.
- Harus masih terpasang selama 6 jam pasca senggama.
Sebelum alat kontrasepsi diafragma digunakan oleh klien, sebaiknya petugas kesehatan mengkaji klien terlebih dahulu. Sehingga alat kontrasepsi ini sesuai atau tidak digunakan oleh wanita tersebut.
Sesuai untuk klien yang:
|
Tidak sesuai untuk
klien yang:
|
Tidak
mau atau tidak boleh menggunakan metode kontrasepsi hormonal
(perokok, wanita di atas 35
tahun)
|
|
Terinfeksi
saluran uretra
|
|
Ingin
melindungi dari penyakit
menular seksual
|
|
Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi diafragma.
Efek Samping Atau Masalah
|
|
Pemberian
antibiotik, sarankan mengosongkan kandung kemih pasca senggama atau gunakan
metode kontrasepsi lain
|
|
Berikan
spermisida bila ada gejala iritasi vagina pasca senggama dan tidak
mengidap PMS atau bantu memilih metode lain
|
|
Nilai
kesesuaian ukuran forniks dan diafragma. Bila terlalu
besar, coba ukuran yang lebih kecil. Follow up masalah yang telah ditangani
|
|
Jika ada kemungkinan terjadi sindrom syok keracunan, rujuk segera pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap. Apabila terjadi panas lebih dari 38 derajat Celcius maka berikan rehidrasi per oral dan analgesic
J.
Spermisida
permisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung
bahan kimia (non oksinol-9) yang digunakan untuk membunuh sperma.
Jenis
spermisida terbagi menjadi:
- Aerosol (busa).
- Tablet vagina, suppositoria atau dissolvable film.
- Krim.
Cara kerja dari spermisida adalah sebagai berikut:
- Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah.
- Memperlambat motilitas sperma.
- Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
Pilihan
- Aerosol (busa) akan efektif setelah dimasukkan (insersi).
- Aerosol dianjurkan bila spermisida digunakan sebagai pilihan pertama atau metode kontrasepsi lain tidak sesuai dengan kondisi klien.
- Tablet vagina, suppositoria dan film sangat mudah dibawa dan disimpan. Penggunaannya dianjurkan menunggu 10-15 menit setelah dimasukkan (insersi) sebelum hubungan seksual.
- Jenis spermisida jeli biasanya digunakan bersamaan dengan diafragma.
Manfaat
Alat kontrasepsi spermisida ini memberikan manfaat secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.
Alat kontrasepsi spermisida ini memberikan manfaat secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.
- Efektif seketika (busa dan krim).
- Tidak mengganggu produksi ASI.
- Sebagai pendukung metode lain.
- Tidak mengganggu kesehatan klien.
- Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
- Mudah digunakan.
- Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
- Tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan medik.
Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.
Keterbatasan
- Efektifitas kurang (bila wanita selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk, angka kegagalan 15 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun dan bila wanita tidak selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk maka angka kegagalan 29 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun).
- Spermisida akan jauh lebih efektif, bila menggunakan kontrasepsi lain (misal kondom).
- Keefektifan tergantung pada kepatuhan cara penggunaannya.
- Tergantung motivasi dari pengguna dan selalu dipakai setiap melakukan hubungan seksual.
- Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah spermisida dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual.
- Hanya efektif selama 1-2 jam dalam satu kali pemakaian.
- Harus selalu tersedia sebelum senggama dilakukan.
Meskipun tidak memerlukan pemeriksaan khusus, namun perlu diperhatikan kondisi pengguna alat kontrasepsi spermisida. Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
Sesuai untuk klien yang:
|
Tidak sesuai untuk klien yang:
|
Tidak
suka atau tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal
(seperti perokok, wanita di atas 35
tahun)
|
|
Lebih
suka memasang sendiri alat kontrasepsinya
|
Terinfeksi
saluran uretra
|
Tidak
ingin hamil dan
terlindung dari penyakit
menular seksual,
tetapi pasangannya tidak mau menggunakan kondom
|
Tidak
mau repot untuk mengikuti petunjuk pemakaian kontrasepsi dan siap
pakai sewaktu akan melakukan hubungan seksual
|
Jarang
melakukan hubungan
seksual
|
Pemakaian alat kontrasepsi spermisida juga mempunyai efek samping dan masalah lain. Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dan masalah-masalah yang timbul akibat pemakaian spermisida.
Efek Samping Atau Masalah
|
|
Periksa adanya vaginitis dan penyakit
menular seksual.
Bila penyebabnya spermisida, sarankan
memakai spermisida dengan bahan
kimia lain atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
|
|
Periksa reaksi alergi atau
terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Bila tidak
ada perubahan, sarankan
menggunakan spermisida jenis lain atau
bantu memilih metode kontrasepsi lain.
|
|
Tablet
busa vaginal tidak larut dengan baik
|
Pilih
spermisida lain dengan
komposisi bahan kimia berbeda atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
|
K.
Cap Cerviks
Diafragma dan kap servikal
adalah merupakan kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke dalam vagina dan
mencegah sperma masuk ke dalam saluran reproduksi wanita.
Diafragma terbuat dari lateks
atau karet dengan cincin yang fleksibel dengan bentuk seperti topi yang
menutupi mulut rahim. Diafragma diletakkan posterior dari simfisis pubis
sehingga serviks (leher rahim) tertutupi semuanya. Diafragma harus diletakkan
minimal 6 jam setelah senggama. Cervical cap (penutup serviks) adalah
kop bulat yang diletakkan menutupi leher rahim dengan perlekatan di bagian
forniks. Terbuat dari karet dan harus tetap di tempatnya lebih dari 48 jam.
Cervical caps akan menutupi pembukaan serviks sehingga menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus& tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida senjata sperma tambahan untuk membunuh sperma-sperma yang tidak tertahan pada kaps serviks.
Efektivitas:
Efektivitas cervical caps cukup baik, hal ini
dibuktikan dengan tingkat kegagalan pada pemakaian cervical caps secara umum
berkisar 8-27 kehamilan pada setiap 100 wanita atau berkisar 20%. Untuk lebih
detailnya, pada wanita yang belum pernah melahirkan atau mempunyai anak jika
menggunakan cervical caps ini tingkat kegagalannya berkisar 16%, tetapi pada
wanita yang sudah pernah melahirkan atau mempunyai anak tingkat kegagalannya
sekitar 32%. Dari data tersebut, efektivitas cervical caps lebih akurat pada
wanita yang belum pernah melahirkan. Hal ini dikarenakan, serviks pada wanita
yang sudah pernah melahirkan akan menjadi lebih besar dari ukuran semula karena
pengaruh proses melahorkan. Sehingga cervical caps kurang cocok digunakan untuk
wanita yang telah melahirkan.
Indikasi:
Cervical caps dapat digunakan untuk wanita atau
pasangan yang ingin menunda untuk mempunyai anak.
Kontraindikasi:Cervical caps tidak diboleh digunakan oleh wanita yang mempunyai:
- Bentuk serviks yang abnormal (ukuran, posisi)
- Riwayat PID (pelvic inflammatory disease)
- Pap smear yang abnormal
- Radang serviks (cervicitis) yang kronis
- Otot vagina yang sensitive
- Perdarahan pada vagina, termasuk ketika sedang menstrasi
- Kaps serviks bersifat reversible. Kap servik dapat digunakan lagi setelah dipakai dengan mencucinya menggunakan air hangat dan sabun yang lembut/ tidak bersifat asam. Selain itu, kap serviks tidak mempunyai efek yang berbahaya terhadap fungsi reproduksi baik wanita ataupun pria. Jika kap serviks tidak digunakan lagi, kemungkinan untuk hamil tetap ada.
- Harganya tidak terlalu mahal, namun tidak dijual disembarang tempat.
- Ukurannya kecil dan ringan, sehingga mudah untuk dibawa kemana-mana.
- Hanya membutuhkan sedikit spermicide (jika dibandingkan dengan diafragma)
- Kap serviks dapat dipakai selama 48 jam karena ukurannya yang kecil sehingga tidak menyebabkan tekanan pada VU dan tambahan ulang spermicide juga tidak dibutuhkan
- Kap serviks merupakan metode non-hormonal barrier
- Metode kap seviks ini dapat tetap digunakan pada Ibu yang sedang menyusui
- Kap serviks aman dan dapat digunakan pada wanita yang merokok. Hal ini dikarenakan wanita yang merokok akan berisiko terganggu kesehatannya jika menggunakan kontrasepsi hormonal.
- Membantu para wanita untuk lebih mengetahui dan mempelajari anatomi tubuh wanita, khususnya organ reproduksi
- Tidak mempengaruhi siklus mentruasi
- Tidak mempengaruhi kesuburan untuk ke depannya
- Dapat menyebabkan cervicitis
- Ukuran cervical caps yang digunakan sewaktu-waktu harus diubah tergantung pada kehamilan, abortus/keguguran, operasi pelvic atau perubahan berat badan yang signifikan > 20lbs (naik/ turun)
- Membuat infeksi pada saluran perkemihan
- Tidak boleh digunakan pada wanita yang sedang menstruasi
- Penggunaannya cukup sulit. Banyak wanita yang mengalami kesulitan dalam memasang/memasukkan cervical caps ke dalam vagina dengan benar
- Beberapa wanita akan merasa nyeri dan pasangannya akan merasa tidak nyaman ketika sedang melakukan hubungan intim.
- Cervical caps dapat terlepas sewaktu-waktu dari dalam vagina ketika sedang melakukan hubungan intim ataupun sedang defekasi
- Tidak bebas dijual di sembarang tempat dan penggunaannya pun harus sesuai dengan petunjuk dokter
- Tidak dapat mencegah penyebaran IMS (infeksi menular seksual)
- Tidak dapat mencegah penyebaran HIV AIDS
- Menyebabkan iritasi pada daerah vagina
- Menyebabkan infeksi pada saluran kemih
- Menimbulkan rasa tidak nyaman pada pemakainya dan juga pasangannya terutama ketika sedang berhubungan intim
- Menimbulkan rasa nyeri atau sakit pada daerah vaginal
- Menimbulkan reaksi alergi terhadap kap-nya dan juga pada spermatisidanya.
- Berisiko terjadi Toxic Shock Syndrom (TSS). Hal ini terjadi jika pemakaian cervical caps dilakukan pada saat menstruasi.
- Dapat menyebabkan reaksi alergi yang sangat mengganggu.
- Dapat menyebabkan iritasi pada serviks karena kontak yang terlalu lama dengan karen (kap) dan spermicide-nya.
Tahap pertama untuk memasukkan atau mengeluarkan
kap serviks adalah mencuci tangan, untuk menghindari masuknya bakteri berbahaya
ke dalam liang vagina. Pemakai memasukkan kap serviks saat seksualitasnya
bangkit dan sebelum melakukan hubungan seksual. Ada beberapa saran yang
menyarankan penggunaan spermisida bersamaan dengan kap serviks. Pemakai harus
mempertahankan kap serviks selama 6 jam setelah ejakulasi intravagina terakhir
untuk memastikan bahwa sperma yang tertinggal di dalam vagina tidak memasuki ke
dalam rongga uterus. Namun, untuk mengeluarkan kap serviks harus dilakukan
dalam kurun waktu 48 jam. Setelah itu kap serviks dilepaskan, lalu bersihkan
kap dengan sabun dan air hangat dan diangin-anginkan, setelah itu disimpan
dengan benar agar dapat digunakan kembali. Dengan perawatan yang tepat, kap
dapat bertahan selama 2 tahun, tapi harus diperiksa secara teratur untuk
memastikan apakah ada lubang, atau bocor. Bila terjadi kerusakan pada kap, maka
pemakai diinstruksikan untuk segera menggantinya.
Beberapa tips untuk memasukkan kap serviks:- Sebelum memasukkan, isi sepertiga kubah kap serviks dengan spermisida. Pisahkan labia dengan kedua tangan. Tangan yang lain menjangkau sekeliling pinggiran kap diantara ibu jari dengan jari telunjuk.
- Masukkan kap ke dalam vagina dan dorong kap sepanjang dinding vagina sejauh kap itu bisa masuk. Cara ini bisa dilakukan dengan cara berdiri, mengangkat satu kaki ke atas, posisi jongkok, berbaring.
- Gunakan jari untuk menempatkan kap di serviks, tekan pinggiran kap di sekitar serviks sampai serviks sudah tertutup dengan kap tersebut. Periksa posisi kap dengan cara mendorong kubah kap untuk memastikan bahwa serviks sudah tertutupi.
- Usap dengan jari mengelilingi pinggiran kap.
BAB
III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
·
macam
macam alat kontrasepsi sederhana dibagi
2 yaitu:
1.
Tanpa
alat yang terdiri dari :
Metode kalender
Metode Mal (metode amenore laktasi)
Metode suhu basal
Metode lendir cervik
Metode symtotermal
Metode coitus interuptus
2.
Dengan
alat yang terdiri dari
Kondom
Diafragma
Spermisida
Cap cerviks
·
Keefektifan
metode sederhana ini tergantung pada cara pemakaian yang benar dan tepat
DAFTAR PUSTAKA
·
Saifuddin, BA.
2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 7- MK 14).
·
Endriana, 2009. KB Suhu Basal. //endriana25021989.wordpress.com/2009/05/04/kb-suhgu-basal/ diunduh 4 april 2012, 09:26 PM.
·
BKKBN 2006,
Pedoman Materi KIE, pp. 41-43.